Sejarah
awal ditemukannya listrik adalah oleh seorang cendikiawan Yunani yang
bernama Thales, yang mengemungkakan fenomena batu ambar yang bila
digosok - gosokkan akan dapat menarik bulu sebagai fenomena listrik.
Kemudian setelah bertahun - tahun semenjak ide Thales dikemukakan, baru
kemudian muncul lagi penapat - pendapat serta teori -teori baru mengenai
listrik seperti yang diteliti dan dikemukakan oleh William Gilbert,
Joseph priestley, Charles De Coulomb, AmpereMichael Farraday, Oersted,
dll.
informasi tentang sejarah penemu
listrik ini disajikan dalam bentu panel dan didukung dengan perangkat
audio visual yang menyajikan tiruan dari percobaan - percobaan yang
pernah dilakukan oleh para ilmuan.
Ben Franklin Banyak orang berpikir Benyamin Franklin menemukan listrik terkenal dengan layang-layang percobaan pada 1752, namun listrik tidak ditemukan sekaligus. Pada awalnya, listrik dikaitkan dengan cahaya. Orang ingin yang murah dan aman cara untuk cahaya rumah mereka, dan para ilmuwan berpikir listrik mungkin jalan.
Baterai
Belajar bagaimana memproduksi dan menggunakan listrik tidak mudah. Untuk waktu yang lama ada ada
sumber diandalkan listrik untuk percobaan. Akhirnya, pada tahun 1800,
Alessandro Volta, seorang ilmuwan Italia, membuat penemuan besar. dia
basah kuyup kertas dalam air garam, seng dan tembaga ditempatkan di
sisi berlawanan dari kertas, dan mengamati reaksi kimia menghasilkan
arus listrik. Volta telah menciptakan sel listrik pertama. Dengan
menghubungkan banyak dari sel-sel ini bersama-sama, Volta mampu "string
saat ini" dan membuat baterai. Hal ini untuk menghormati Volta bahwa
kita mengukur daya baterai dalam volt. Akhirnya, sumber yang aman dan
dapat diandalkan listrik tersedia, sehingga mudah bagi para ilmuwan
untuk mempelajari listrik.
Seorang ilmuwan Inggris, Michael Faraday, adalah orang pertama yang menyadari bahwa arus listrik dapat dihasilkan dengan melewatkan magnet melalui kawat tembaga. Itu adalah penemuan yang menakjubkan. Hampir semua listrik kita gunakan saat ini dibuat dengan magnet dan kumparan dari kawat tembaga di raksasa pembangkit listrik. Kedua generator listrik dan motor listrik didasarkan pada ini prinsip. Sebuah generator mengubah energi gerak menjadi listrik. Sebuah Motor mengubah energi listrik menjadi energi gerak.
Thomas Edison n 1879, Thomas Edison berfokus pada menciptakan suatu Cahaya lampu, yang akan bertahan lama sebelum terbakar. Masalahnya adalah menemukan bahan yang kuat untuk filamen, kawat kecil di dalam bohlam yang melakukan listrik. Akhirnya, Edison digunakan biasa kapas benang yang telah direndam dalam karbon. Filamen ini tidak terbakar sama semua itu menjadi pijar; yaitu, ia bersinar.
Tantangan berikutnya adalah mengembangkan sistem listrik yang dapat menyediakan orang dengan sumber praktis energi untuk daya ini baru lampu. Edison ingin cara untuk membuat listrik praktis dan murah. Dia dirancang dan dibangun pembangkit listrik pertama yang mampu menghasilkan listrik dan membawanya ke rumah-rumah penduduk. Edison Pearl Street Power Station dimulai generator yang pada September 4, 1882, di New York City. Sekitar 85 pelanggan di bawah Manhattan menerima daya yang cukup untuk menyalakan lampu 5.000. nya pelanggan membayar banyak untuk listrik mereka, meskipun. Dolar di hari ini, listrik biaya $ 5,00 per kilowatt-jam! Saat ini, biaya listrik sekitar 12 sen per kilowatt-jam untuk pelanggan perumahan, dan sekitar 7 sen per kilowatt-jam untuk industri.
AC/DC Titik balik dari usia listrik datang beberapa tahun kemudian dengan perkembangan AC (alternating current) sistem tenaga. dengan arus bolak-balik, pembangkit listrik bisa mengangkut banyak listrik jauh dari sebelumnya. Pada tahun 1895, George Westinghouse membuka pertama pembangkit listrik utama di Niagara Falls menggunakan alternating current. sementara Edison DC (arus searah) tanaman hanya dapat mengangkut listrik dalam satu mil persegi nya Pearl Street Power Station, Niagara Tanaman jatuh mampu mengangkut listrik lebih dari 200 mil! Listrik tidak memiliki awal yang mudah. Banyak orang senang dengan semua penemuan baru, tetapi beberapa orang takut listrik dan waspada membawa ke rumah mereka. banyak sosial kritikus hari melihat listrik sebagai mengakhiri cara, sederhana kurang sibuk kehidupan. Penyair berkomentar bahwa lampu listrik kurang romantis daripada lampu gas. Mungkin mereka benar, tetapi usia listrik baru bisa tidak redup. Pada tahun 1920, hanya dua persen dari energi di AS digunakan untuk membuat listrik. Hari ini, sekitar 41 persen dari seluruh energi yang digunakan untuk membuat listrik. Seperti kami menggunakan teknologi tumbuh, angka itu akan terus meningkat.
Ada dua teknik pemasangan kabel yang biasa diterapkan di sebuah rumah, yaitu in bow dan out bow.
Keduanya sama-sama menempel di dinding rumah. Untuk teknik in bow, unit
perangkat listrik (stop kontak, kabel dan saklar) ditanamkan ke dalam
dinding sehingga terlihat menyatu dengan dinding. Sedangkan teknik out
bow, unit perangkat listrik diletakkan pada permukaan dinding,
seolah-olah menempel dan terlihat menonjol pada permukaan dinding.
Dari sudut keindahan, teknik in bow terasa pantas untuk diterapkan.
Teknik ini cenderung permanen (tetap) karena untuk memasangnya perlu
ditanamkan ke dalam dinding. Berbeda dengan teknik out bow yang terlihat
menonjol pada permukaan dinding, terkesan sedikit “berantakan”. Namun,
teknik out bow lebih mudah dan murah dalam penerapannya.
Ada beberapa hal yang mendasari perlunya memasang titik stop kontak /
saklar lampu berada pada posisi menempel di dinding. Faktor keamanan
dan kenyamanan adalah alasan terpenting untuk menjadikannya seperti itu.
Selain tidak menghalangi / mengganggu penghuni rumah saat selama
beraktivitas, letak stop kontak / saklar (biasanya) berada pada area
yang memiliki tinggi sama dengan area sekitar bahu manusia. Posisi
tersebut, selain memiliki kemudahan untuk di-akses, juga relatif
terhindar dari gangguan (benturan / senggolan) gerakan anggota tubuh
(tangan / kaki).
Kondisi posisi seperti itu akan berefek sama dengan kabel yang
tersambung pada unit stop kontak / saklar. Sehingga, guna memenuhi
kebutuhan pembuatan jalur kabel baru maupun penambahan / memodifikasi
jalur kabel yang telah ada, teknik out bow cenderung aman diterapkan.
Selain mudah untuk dikerjakan sendiri dengan biaya yang relatif lebih
murah, waktu pengerjaannya pun dapat diatur sesuai kondisi dan
kesempatan yang ada. Disamping itu, keberadaan kabel dapat disembunyikan
menggunakan protektor (pelindung) kabel sehingga hasil akhirnya
terlihat lebih menyatu dengan dinding.
Menyambung / memasang kabel pada stop kontak
Kode Angka :
1 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan sumber listrik.
2 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan jalur stop kontak baru.
3 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan jalur stop kontak lama.
Kode Huruf :
A : Sambungan 3 kawat Hitam (Line – Fasa)
B : Sambungan 3 kawat Biru (Neutral – Netral)
C : Sambungan 3 kawat Kuning (Earth – Arde)
Keterangan : Gambar : Sisi Muka dan Dalam Stop kontak TUNGGAL ~ Out Bow
Pada keterangan Kode Huruf, saya menyebutkan sambungan antar
kawat kabel berdasarkan warna pembungkusnya. Bukan jenis muatan arus
listrik yang mengaliri kawat tersebut. Sebenarnya, tidak ada masalah
dengan hal itu.
Secara default, warna pembungkus kawat mewakili jenis muatan arus listrik yang seharusnya dihantarkan pada kawat yang dibungkusnya, yaitu : hitam / merah = positif (L ⇒ Line), biru = netral (N ⇒ Neutral) dan kuning = arde (E ⇒ Earth).
Selama kita mengerjakan menyambung kawat dengan berpedoman pada
default-nya, kecil kemungkinan untuk terjadi kesalahan. Hal itu berlaku
mulai dari kabel meteran PLN hingga berakhir di setiap stop kontak dan
lampu penerangan.
Unit stop kontak yang saat ini beredar umum dipasaran, dapat kita
temukan dengan jumlah titik yang berbeda-beda. Mulai dari satu hingga
empat titik pararel yang biasa dijual pada toko-toko perlengkapan
listrik. Hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas bahan dari unit
stop kontak itu sendiri. Anda dapat langsung mengenali tinggi-rendah
kualitas bahan stop kontak dari harganya.
Kabel yang digunakan untuk menyambung unit stop kontak, lebih baik
menggunakan kabel 3 x 2,5 mm² untuk rumah dengan kapasitas 900VA s/d
4400VA.
Susunan sambungan kawat antar kabel untuk menyambung stop kontak
tidaklah rumit, cukup mengikuti warna pembungkus kawat tembaganya saja
(biru, hitam dan kuning). Gambar : Sisi Muka dan Dalam Stop kontak GANDA ~ Out Bow
Sehingga, jika hendak membuat jalur stop kontak baru di tengah jalur
kabel antara sumber daya dan titik stop kontak, anda tinggal memotong di
bagian tengah kabel.
Sediakan kabel baru sesuai panjang jalur yang hendak ditambahkan.
Kelupaskan kulit setiap pembungkus kawat tembaga (9 kawat). Lilitkan
setiap tiga kawat tembaga yang memiliki warna pembungkus sama menjadi
satu, lalu bungkus setiap lilitan menggunakan pembungkus kabel / salotip
(point A, B dan C pada gambar).
Memasangkan kawat tembaga pada unit stop kontak, juga tidak rumit.
Ada perbedaan “jeroan” antara unit stop kontak satu titik dengan unit
stop kontak lebih dari satu titik. Namun, secara konsep tetap sama.
Kawat kuning selalu dipasangkan pada bagian yang memiliki tanda “arde” (biasanya pada bagian tengah). Sedangkan kawat biru dan hitam di sisi kiri dan kanan kawat kuning.
Ada beberapa aturan main yang sebaiknya anda ketahui dalam hal posisi
memasangkan kawat berdasarkan jenis arus listrik di stop kontak dan
steker. Anda dapat membaca pembahasannya di artikel Steker, Stop kontak dan Arus Listrik.
Menyambung / memasang kabel pada saklar
Kita mengenal saklar cenderung indentik dengan perangkat yang
disandingkan dengan lampu. Karena memang secara tujuan dan pemakaiannya
lebih banyak berhubungan dengan lampu. Sama halnya dengan jumlah titik
pada unit stop kontak, satu saklar dapat dilengkapi dengan beberapa
swicth on-off (nyala/mati). Switch on-off yang pernah saya temukan
beredar di pasaran adalah satu hingga tiga switch pada sebuah saklar.
Saklar dengan satu (tunggal) dan dua (ganda) switch on-off adalah yang
paling umum beredar dan mudah ditemukan dipasaran. Secara kualitas,
harga tetap merupakan parameter utamanya.
Kabel yang digunakan sebagai jalur utama untuk kebutuhan penerangan,
cukup dengan menggunakan kabel 2 x 1,5 mm². Spesifikasi kabel 2 x 1,5
mm² tersebut, juga digunakan untuk memasang saklar tunggal. Sedangkan
untuk pemasangan saklar ganda, digunakan kabel 3 x 1,5 mm².
Di bawah ini, saya sajikan ilustrasi memasang saklar tunggal dan
saklar ganda secara sederhana disertai urutan susunan warna kawat kabel.
Anda dapat mengubah jumlah lampu yang hendak dipasang dari setiap titik
lampu pada masing-masing skema.
Skema sambungan kabel untuk pemasangan Saklar Tunggal
Gambar : sambungan antar kabel saklar tunggal
Kode Angka :
1 : Kabel 2 x 1,5 mm² terhubung dengan sumber listrik / steker.
2 : Kabel 2 x 1,5 mm² terhubung dengan saklar tunggal.
3 : Kabel 2 x 1,5 mm² penghubung dengan lampu.
4 : Unit Lampu
Kode Huruf :
A : sambungan kawat Netral antara kawat biru kabel no. 1 dengan kawat biru kabel no. 3.
B : sambungan kawat Fasa dengan kawat input saklar (Sambungan dari kawat hitam kabel no. 1 ke kawat hitam kabel no. 2).
C : sambungan kawat output saklar ke unit lampu no. 4 (Sambungan dari kawat biru kabel no. 2 ke kawat hitam kabel no. 3).
Keterangan : Gambar : Sisi Muka dan Dalam Saklar TUNGGAL ~ Out Bow
Ada 3 sambungan antar kabel dari 3 potong kabel terpisah dan yang
harus dirangkai untuk membuat jaringan kabel menggunakan saklar tunggal.
Sambungan A adalah sambungan arus Netral dari kabel
sumber listrik / steker dengan kabel yang terhubung ke lampu. Jalur
kawat Netral (biru) ini, tidak dianjurkan sebagai jalur kawat yang
dipasangi saklar. Saklar selalu diposisikan untuk dipasang di jalur
kawat Fasa (hitam).
Sambungan B merupakan kawat arus Fasa yang dihubungkan ke kawat input saklar yang disematkan pada tungkai berwarna merah. Output arus Fasa dari saklar, dialirkan melalui kawat biru yang disematkan pada tungkai berwarna putih. Kawat output Fasa ini, dihubungkan (sambungan C) dengan kawat Fasa pada kabel yang terhubung ke lampu no. 4.
Cara Memasang Saklar Tunggal
Gambar : Skema Saklar Tunggal
Cara pemasangan kabel pada saklar tunggal tidaklah sulit. Cukup
dengan mengelupaskan kulit pembungkus pada masing-masing ujung kawat,
kemudian tancapkan pada salah satu lubang disisi masing-masing tungkai
berwarna merah dan putih. Kawat hitam (arus Fasa yang mengalir masuk ke
saklar) ditancapkan pada lubang di samping pengungkit berwarna merah,
sedangkan kawat biru (arus Fasa yang mengalir keluar dari saklar)
ditancapkan pada lubang di samping pengungkit berwarna putih.
Begitu kawat ditekan-masuk hingga “mentok” ke ujung lubang,
pengungkit otomatis akan mengunci-nya (menjepit). Sebelum terkunci, maka
kawat akan mudah terlepas. Seandainya pengungkit tidak bisa berfungsi
menjepit kawat, anda dapat menarik pengungkit “sedikit” ke atas agar
kembali pada posisi semula (default).
Jika kawat yang telah tertancap hendak dilepaskan, cukup hanya dengan menekan kedua pengungkit tersebut.
Di bawah ini saya sajikan gambar skema sambungan antar kabel untuk
memasang saklar tunggal. Mulai dari jalur steker hingga berakhir di
lampu : Gambar : Skema Lengkap Susunan Kawat Memasang SAKLAR TUNGGAL
Skema sambungan kabel untuk pemasangan Saklar Ganda
Gambar : Skema sambungan antar kabel saklar ganda
Kode Angka :
1 : Kabel 2 x 1,5 mm² terhubung dengan sumber listrik / steker.
2 : Kabel 3 x 1,5 mm² terhubung dengan saklar ganda.
3 : Kabel 3 x 1,5 mm² penghubung antara saklar dan sumber listrik dengan pecahan dua sambungan kabel.
4 : Kabel 2 x 1,5 mm² penghubung antara kabel 3 dengan lampu.
5 : Kabel 2 x 1,5 mm² penghubung antara kabel 3 dengan lampu.
6 : Unit Lampu.
7 : Unit Lampu.
Kode Huruf :
A : sambungan kawat Netral dari 2 kabel berbeda (sambungan kawat biru kabel no. 1 dengan kawat biru kabel no. 3).
B : sambungan kawat Fasa dengan kawat input saklar (sambungan kawat hitam kabel no. 1 ke kawat hitam kabel no. 2).
C : sambungan kawat output saklar dari switch pertama (sambungan kawat kuning kabel no. 2 ke kawat hitam kabel no. 3).
D : sambungan kawat output saklar dari switch kedua (sambungan kawat biru kabel no. 2 ke kawat kuning kabel no. 3).
E : sambungan kawat Netral dari 3 kabel berbeda
(sambungan kawat biru kabel no. 3 dengan kawat biru kabel no. 4 dan
kawat biru kabel no. 5).
F : sambungan kawat Fasa dari switch output saklar
pertama ke unit lampu no. 6 (sambungan kawat hitam kabel no. 3 ke kawat
hitam kabel no. 4).
G : sambungan kawat Fasa dari switch output saklar
kedua ke unit lampu no. 7 (sambungan kawat kuning kabel no. 3 ke kawat
hitam kabel no. 5).
Keterangan :
Ada 7 sambungan antar kabel dari 5 potongan kabel terpisah dan yang
harus dirangkai untuk membuat jaringan kabel menggunakan saklar ganda. Gambar : Sisi Muka dan Dalam Saklar GANDA ~ Out Bow
Sama dengan sambungan A pada saklar tunggal, sambungan A disini adalah sambungan untuk arus Netral (biru) yang diteruskan ke sambungan E.
Pada sambungan E, kawat Netral (biru) dipecah menjadi dua untuk masing-masing lampu. Sehingga, pada sambungan E ini terdapat tiga kawat biru dari kabel no. 3, no. 4 dan no. 5 yang dililit menjadi satu.
Sambungan B adalah sambungan arus Fasa antara kawat
hitam dari kabel sumber listrik dengan kawat input saklar ganda. Arus
Fasa yang didistribusikan melalui kawat hitam ini akan dipecah dalam
saklar ganda menjadi dua output arus Fasa. Kedua output dialirkan
melalui kawat kuning dan biru, dimana pendistribusiannya dikendalikan
oleh masing-masing switch.
Sambungan C, D, F dan G adalah sambungan antar kabel yang mendistribusikan arus Fasa ke masing-masing lampu.
Cara Memasang Saklar Ganda
Gambar : Skema Susunan Kawat Saklar Ganda
Teknik cara pemasangan kabel pada saklar ganda, tidak ada bedanya dengan saklar tunggal. Kawat hitam (arus Fasa yang mengalir masuk ke saklar) ditancapkan pada lubang di samping tungkai berwarna merah di switch paling kiri (pertama), sedangkan kawat kuning dan biru yang merupakan arus Fasa yang mengalir keluar dari saklar, ditancapkan pada lubang di samping tungkai berwarna putih di masing-masing switch.
Pada gambar, di bagian tengah antara kedua switch, anda melihat ada sedikit “potongan” kawat kabel (tembaga) yang dipasang terpisah peletakannya. Potongan kawat ini sering diistilahkan dengan sebutan “jumper“.
Fungsinya untuk mengalirkan arus listrik dari switch pertama ke switch
kedua. Sehingga, arus positif yang berada pada switch pertama (sebelah
kiri) turut di distribusikan ke switch kedua (sebelah kanan). Jika
potongan kawat tembaga itu tidak disertakan, maka switch kedua menjadi
tidak berfungsi (mati) karena tidak memiliki sumber arus listrik.
Cara pemasangannya, cukup dengan memotong kawat kabel sepanjang 3-4
cm. Kelupaskan pembungkusnya, lalu bengkokkan kedua ujung kawat
sepanjang kira-kira 1,5 cm, tancapkan pada lubang di samping pengungkit
merah.
Sama dengan saklar tunggal, di bawah ini saya sajikan gambar skema
sambungan antar kabel untuk memasang saklar ganda. Mulai dari jalur
steker hingga berakhir di lampu : Gambar : Skema Lengkap Susunan Kawat Memasang SAKLAR GANDA
Gambar-gambar skema susunan kawat lainnya yang berhubungan dengan
pemakaian saklar tunggal dan saklar ganda di blog ini, memiliki konsep
susunan kawat yang sama sebagaimana yang diilustrasikan pada gambar
skema pemasangan saklar tunggal dan saklar ganda di atas.
Lalu, bagaimana susunan kawat untuk pemasangan saklar yang memiliki lebih dari 2 (dua) switch?
Patokannya, harus tersedia satu kawat line-input untuk setiap
pemasangan saklar. Kemudian tambahkan dengan jumlah switch yang terdapat
pada saklar.
Misalnya, untuk memasang saklar dengan 3 (tiga) switch, maka
dibutuhkan 1 (satu) kawat line-input dan 3 (tiga) kawat line-output.
Jadi, dibutuhkan kabel yang berisi 4 kawat untuk memasang saklar triple (tiga) switch.
Memasang Stop kontak + Saklar
Gambar : Saklar + Stop kontak ~ Out Bow
Selain saklar, juga terdapat sebuah model perangkat listrik yang
terdiri dari gabungan antara stop kontak dan saklar sebagaimana gambar
disamping kiri ini. Perangkat stop kontak + saklar ini tergolong unik,
karena bagian saklar dari perangkat bisa dijadikan dua fungsi
kepentingan pemakaian yang berbeda. Yaitu : (1) berfungsi sebagaimana
saklar pada umumnya tanpa mengganggu aliran listrik pada stop kontak
disampingnya dan (2) berfungsi untuk mematikan aliran listrik yang
mengalir pada stop kontak yang berada di sampingnya.
Untuk kasus-kasus tertentu, kita dapat memanfaatkan pemakaian
perangkat saklar + stop kontak ini pada situasi dimana aliran listrik
stop kontak dapat dinyala-matikan tanpa perlu mencabut steker yang
sedang tertancap.
Salah satu cara dari memanfaatkan perangkat stop kontak + saklar ini
yang paling umum digunakan adalah menjadi titik sumber listrik untuk
menancapkan charger-adaptor handphone. Anda dapat melihat uraiannya pada
artikel Membuat panjangan stop kontak untuk charger-adaptor handphone
*******
Untuk susunan kawat unit Stop kontak + Saklar versi In Bow, dapat anda lihat uraiannya pada artikel Memasang unit Stop kontak + Saklar ~ In Bow.
*******
Memasang Saklar / Stop kontak langsung di jalur kabel
Tidak
semua kondisi pemasangan saklar / stop kontak harus dengan menggunakan
jalur kabel tersendiri yang sengaja di julur-kan khusus ke saklar / stop
kontak. Pada kasus-kasus tertentu, sering dijumpai kondisi memasang
saklar / stop kontak dengan cara “memotong” jalur kabel.
Teknik tersebut cukup efektif dalam beberapa hal, salah satunya
adalah menghemat pemakaian kabel. Dengan demikian, tidak dibutuhkan
kabel ekstra yang digunakan sebagai media untuk menghubungkan saklar /
stop kontak dengan jalur kabel yang hendak di saklar-kan / stop
kontak-kan. Terutama
untuk saklar, jangan terlalu “dipaksakan” untuk menggunakan teknik
memotong jalur kabel seperti ini. Dibutuhkan penyusunan yang cukup rapi
untuk “menyembunyikan” sambungan antar kawat yang jumlahnya cukup banyak
ke dalam “casing” saklar yang sempit. Jika dipaksakan, bisa menyebabkan ketidakwajaran kinerja switch saklar.
Logika teknik pemasangan saklar seperti ini, sebenarnya, sama saja
dengan teknik pemasangan saklar yang telah di deskripsikan sebelumnya.
Hanya saja, letak sambungan kawat biru / netral terlindung di dalam
casing-saklar. Begini penampakan susunan kawatnya : Gambar : Penerapan Susunan kawat Saklar yang dipasang Memotong Jalur Kabel
Sedangkan untuk susunan kawat yang terpasang pada stop kontak adalah seperti di bawah ini : Gambar : Penerapan Susunan kawat Stop kontak yang dipasang Memotong Jalur Kabel
Menggabungkan Dua Skema
Dalam penerapannya, ada 3 (tiga) cara yang saya gunakan untuk menggabungkan jaringan kabel stop kontak dengan lampu. Cara skema no. 1. :
Unit stop kontak + steker. Membuat jalur baru pada jaringan kabel utama
dengan unit stop kontak diujung kabel. Awal jaringan kabel lampu
dipasangkan steker untuk nantinya dicolokkan ke stop kontak. Cara skema no. 2. :
Unit stop kontak + timer + steker. Membuat jalur baru pada jaringan
kabel utama dengan unit stop kontak di ujung kabel dan dipasangkan
timer. Awal jaringan kabel lampu dipasangkan steker untuk nantinya
dicolokkan ke timer. Cara skema no. 3 :
Menyambung langsung (melilitkan) kawat antar kabel sesuai warna
pembungkus kawat. Kabel jaringan utama diputuskan, kemudian kawat
tembaga kembali dililitkan bersama-sama jaringan kabel lampu. Ini adalah
cara yang paling sering digunakan untuk menyambung kabel di rumah-rumah
pada umumnya.
Merangkai skema untuk satu lantai
Gambar ini adalah skema sederhana contoh
jaringan kabel di satu rumah untuk memenuhi kebutuhan sumber listrik di 3
ruangan dalam rumah dan 1 sumber listrik di area luar rumah.
Skenario
awal (Skenario 1 dalam kotak area garis putus-putus) adalah kabel 3 x
2,5 mm dipasang dan ditujukan untuk selalu berakhir di satu area /
ruangan di rumah, dimana setiap ujung kabel selalu dilengkapi dengan
unit stop kontak GANDA / DOUBLE. Maksudnya, agar setiap area / ruangan
memiliki 2 sumber aliran listrik, yaitu untuk kebutuhan lampu dan
non-lampu. Setiap awal jaringan kabel lampu selalu dilengkapi dengan
steker untuk dicolokkan ke stop kontak. Hal yang sama jika hendak
membuat jaringan kabel stop kontak tambahan untuk area / ruangan
tersebut. Pemisahan jalur listrik untuk lampu dan non-lampu memang
sengaja dilakukan dengan tujuan memudahkan perawatan / pemeliharaan
masing-masing perangkat di kemudian hari. Demikian juga kondisinya
dengan kabel jalur utama.
Baru kemudian pada skenario berikutnya (Skenario 2 dalam kotak area
garis putus-putus) posisi rumah lampu dan stop kontak dalam ruangan
ditentukan. Jadi, perencanaan jalur kabel, titik lampu dan stop kontak
dilakukan terbalik dari pemasangan jalur kabel utama.
Cara membuat jaringan kabel seperti ini memerlukan biaya relatif
cukup besar karena banyaknya unit stop kontak dan steker sebagai
pengganti tindakan melilitkan kawat antar kabel. Panjang kabel yang
dibutuhkan pun menjadi lebih banyak. Disamping itu, diperlukan waktu
yang relatif lebih lama karena setiap awalan dan akhiran kabel hampir
selalu harus dipasangi dengan satu unit steker atau stop kontak sebagai
media penyambung antar jaringan kabel. Kapasitas kemampuan hantar arus
dari unit stop kontak dan steker juga harus diperhatikan agar tidak
menyebabkan panas berlebihan pada kabel saat setelah jaringan sedang
digunakan.
Jika memang memiliki kendala seperti yang telah dinyatakan, mengapa
rancangan ini tetap dibuat? Apa yang mendasari ide membuat rancangan
jaringan kabel seperti ini?
Menyelesaikan pekerjaan jalur kabel utama stop kontak (skenario 1) ke
setiap ruangan / area tidaklah sulit. Tetapi, menyesuaikan jaringan
kabel lampu dan stop kontak dalam sebuah ruangan (skenario 2) yang
memerlukan banyak pertimbangan dan waktu untuk menyelesaikan serta
menyempurnakannya.
Tindakan melengkapi ujung setiap kabel pada jalur induk dengan stop
kontak (area di kotak skenario 1), bertujuan agar kita tidak perlu
mengkhawatirkan akan menghadapi kesulitan untuk mendapatkan arus listrik
di setiap area / ruangan. Baik saat sedang melakukan modifikasi maupun
modifikasi yang belum selesai dikerjakan / terpaksa ditunda
pengerjaannya. Menggunakan konsep pemasangan stop kontak sebagai akses
arus listrik di setiap ruangan seperti itu, menjadikan pengerjaan
jaringan kabel di area skenario 2 lebih fleksibel. Hal ini mengingat
biaya adalah faktor utama yang harus turut diperhitungkan kelancarannya
untuk merampungkan pekerjaan seperti ini.
Salah satu keuntungan dengan menggunakan cara tersebut adalah kita
dapat mengerjakannya sendiri. Tidak ada biaya jasa pengerjaan yang harus
dikeluarkan dan tidak perlu terburu-buru dalam menyelesaikan pekerjaan
jaringan kabel dalam sebuah / beberapa ruangan. Selain dapat ditunda dan
dicicil pengerjaannya, perubahan jalur kabel atau penggantian perangkat
listrik dapat dilakukan dengan tanpa harus mematikan MCB pada meteran
PLN. Jadi, pekerjaan memodifikasi jaringan kabel di satu area / ruangan
dapat dikerjakan kapan saja tanpa akan mengakibatkan aliran listrik di
ruangan lainnya ikut terganggu.
Rancangan ini cocok untuk diterapkan pada rumah dengan kapasitas
instalasi listrik terpasang antara 450 VA s/d 2200 VA. Karena kebanyakan
unit stop kontak dan steker yang banyak beredar di pasaran dirancang
dengan kemampuan menghantar arus hingga kisaran 16 Ampere (3500 Watt).
Mengganti Unit Stop kontak + Steker dengan MCB
Teknik menyambung aliran listrik menggunakan unit stop kontak GANDA /
DOUBLE + steker untuk menghubungkan 2 skenario jaringan kabel listrik
diatas, dapat diganti menggunakan unit MCB (2 unit) + box MCB dengan
besaran daya (ampere) yang disesuaikan untuk kebutuhan setiap area /
ruangan. Dengan menggunakan MCB, meski membutuhkan pengerjaan “sedikit”
lebih rumit dan mahal, hasil akhir yang tampak akan terlihat lebih
profesional.
Selain itu, disamping sangat ampuh untuk membatasi pemakaian listrik
di setiap area / ruangan, tingkat keamanan dalam mengendalikan perilaku
arus listrik akan jauh lebih terjamin. Seandainya skema model jaringan
kabel yang telah saya deskripsikan hendak diterapkan pada rumah
berkapasitas listrik terpasang mulai 2200VA ke atas, pastikan untuk
“harus” menggunakan MCB sebagai titik sambungan antar jaringan kabel ke
setiap area / ruangan. Atau, gunakan cara dengan menyambung langsung
antar jaringan kabel listrik.
Kekuatan sambungan antar jaringan kabel listrik berkapasitas mulai
2200VA ke atas, tidak bisa dengan mengandalkan kemampuan dan daya tahan
dari stop kontak + steker. Kedua perangkat listrik tersebut tidak di
rancang untuk terpasang dalam jangka waktu lama menahan dinamika beban
lalu-lintas daya listrik berkapasitas besar.
Hubungan pendek = penyebab kebakaran?
Apakah kondisi stop kontak / steker yang kepanasan dapat menyebabkan
kebakaran? Saya rasa tidak juga. Plastik yang menjadi bahan baku stop
kontak / steker baru akan meleleh jika memang dengan sengaja dibakar
menggunakan nyala api yang berkesinambungan (mis. di atas kompor).
Biasanya, begitu terjadi percikan bunga api akibat hubungan pendek,
switch MCB (jika tidak rusak) akan langsung “trip”. Walau pun terjadi
nyala api, hanya berlangsung beberapa detik saja dan akan mati dengan
sendirinya. Jadi, selama tidak disertai dengan percikan bunga api yang
berkesinambungan, hampir tidak ada kemungkinan api menyala semakin
membesar. Karena bahan baku dari perangkat listrik itu sendiri pada
dasarnya sudah tahan panas.
Penyebab kebakaran akibat hubungan pendek arus listrik cenderung
dikarenakan tidak adanya kawat arde + MCB sebagai pembatas hantaran arus
(mis. mencuri listrik langsung dari jalur kabel listrik di luar rumah),
disertai / dan / atau, beban listrik yang melebihi kemampuan hantaran
arus kabel. Oleh sebab itu, dengan kondisi susunan kawat kabel dari
meteran PLN sudah sesuai jalur masuknya ke MCB pada box MCB dalam rumah,
sangat kecil kemungkinan untuk terjadi peristiwa kebakaran jika kabel
yang digunakan memiliki kapasitas hantaran diatas kapasitas MCB meteran
PLN.
Dari tiga peristiwa perangkat listrik meledak dan disertai dengan
percikan api (travel adaptor, meteran PLN, dan box MCB) yang saya alami,
selalu diakhiri dengan “trip”-nya switch MCB. Tidak ada nyala api
berkesinambungan keluar dari kabel / stop kontak / steker, hanya sekali
percikan bunga api saja yang keluar dari ketiga unit (travel adaptor,
meteran PLN, dan box MCB) tersebut.
Inbow atau Outbow?
Semua tata cara menyambung kabel pada instalasi kabel yang telah
digambarkan di atas, disusun berdasarkan pengalaman saya saat menangani
penggantian / penambahan kabel di rumah dengan teknik out bow. Secara
konsep pengerjaan sambungan kabel, menurut saya, tidak ada bedanya
antara out bow dengan in bow.
Demikian juga dengan konsep memasangkan kawat pada perangkat out bow / in bow untuk stop kontak dan saklar lampu. Hanya caranya yang sedikit berbeda.
Parameternya, untuk stop kontak, warna pembungkus kawat cenderung
digunakan sebagai panduan untuk mewakili indentitas muatan arus listrik
yang mengalir dalam kawat. Akan selalu ada terpasang tiga kawat pada
stop kontak yang berfungsi sebagai jalan dari muatan listrik fasa,
netral dan kelebihan arus (arde).
Sedangkan untuk saklar, warna pembungkus kawat cenderung digunakan sebagai panduan arah jalur masuk – keluar arus fasa ke – dari
dalam saklar. Karena, berapapun jumlah kawat yang terpasang dan apapun
warna pembungkusnya, semua akan selalu bermuatan listrik fasa.
Untuk perangkat listrik yang memiliki gabungan kedua fungsi (stop kontak + saklar),
kita perlu mengetahui terlebih dulu tujuan perangkat itu dipasang. Baru
kemudian dapat diketahui skema susunan kawat yang semestinya terpasang
di dalam unit tersebut.
Rangkaian Saklar Lampu Otomatis Menggunakan Sensor LDR
Pernahkah anda melihat lampu penerangan di pinggir jalan seperti
gambar di atas? Lampu tersebut menyala ketika malam hari dan padam
ketika siang hari dengan sendirinya. Hal serupa juga terjadi pada lampu
taman yang menyala dan padam secara otomatis bergantian siang dan malam.
Hal tersebut terjadi dikarenakan terdapat rangkaian saklar otomatis
yang memanfaatkan karakteristik dari salah satu sensor cahaya yaitu
sensor LDR (light dependent resistor) yang nilai resistansinya bisa
berubah sesuai dengan intensitas cahaya. Bagaimana caranya membuat
rangkaian lampu dengan saklar otomatis?, berikut ini akan dijelaskan
tentang rangkaian saklar lampu otomatis menggunakan sensor LDR.
sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
Alat dan komponen :
Sensor cahaya LDR
Batterai atau power supply 5 volt DC
Relay
Potensiometer 10 k
Resistor 220 ohm
Transistor NPN
Dioda 1n4001
Project board
Lampu Neon 220 VAC
Kabel secukupnya
Rangkaian saklar lampu otomatis menggunakan sensor LDR seperti gambar di bawah ini : rangkaian saklar lampu otomatis menggunakan sensor LDR
Penjelasan :
Sensor LDR : sensor cahaya LDR adalah komponen utama pada project
ini, karakteristik sensor LDR yaitu “ketika cahaya terang, maka nilai
resistansi sensor LDR menjadi sangat kecil sehingga arus yang mengalir
dari Vcc akan melewati sensor LDR dan menuju ke ground dan hal ini
menyebabkan lampu tidak akan menyala karena basis transistor mendapat
logic LOW , ketika cahaya gelap maka nilai resistansi sensor LDR menjadi
sangat besar sehingga arus yang mengalir dari Vcc akan melewati
resistor 220 ohm pada basis transistor sehingga transistor akan aktif
karena basis mendapat logic HIGH, maka ketika transistor aktif akan
menyebabkan coil relay aktif ,sehingga lampu yang terhubung pada NC akan
menyala.
Potensio : untuk merubah nilai resistansi yang menyebabkan sensitifitas sensor LDR berubah sesuai yang kita inginkan
Relay : saklar elektronik yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan ketika coil pada relay dalam kondisi aktif
Transistor NPN : pada project ini transistor digunakan sebagai
saklar untuk mengaktifkan coil relay, transistor ini aktif ketika basis
mendapat nilai tegangan >0 / logic HIGH , dan akan nonaktif ketika
basis mendapat nilai tegangan 0 / logic LOW.
Rangkailah alat dan komponen tersebut seperti gambar di bawah ini :
Terangilah sensor LDR, jika relay aktif maka lampu akan mati, dan ini membuktikan rangkaian bekerja dengan baik
Tutuplah sensor LDR, jika relay tidak aktif maka lampu tetap menyala, dan ini membuktikan rangkaian bekerja dengan baik
Putarlah potensio dari nilai 0 – 10 k untuk mengatur sensitifitas LDR terhadap cahaya
Untuk pengaplikasikan rangkaian ini, maka tutuplah permukaan sensor
LDR dengan bahan bening seperti kaca atau plastik untuk menghindari dari
panas dan hujan.
Rangkaian saklar lampu otomatis menggunakan sensor LDR ini adalah implementasi dari rumus pembagi arus dari hukum kirchoff.
Selamat mencoba, semoga bermanfaat.
Tampilan alat hasil rangkaian project saklar otomatis menggunakan sensor LDR : hasil rangkaian di project board
Berikut cuplikan video hasil percobaan project saklar otomatis menggunakan sensor LDR :
NB : kesalahan admin saat trial rangkaian LDR , koneksi lampu
keliru . Yang seharusnya terpasang di NC malah sebaliknya, sehingga
lampu menyala ketika ada cahaya. maaf karena mencobanya larut malam jadi
agak ngantuk
Mari bernostalgia sejenak. Pada waktu SD, pernahkan sobat mempelajari
tentang Penggaris yang digosok gosok satu arah pada benda lain dan kemudian
ditempelkan ke kertas kecil sehingga kertas kecil tersebut menempel?
Tahukah kamu bahwa itu adalah Awal sejarah dimulainya penelitian tentang
energi Listrik
Sejarah penemuan listrik diawali oleh Thales
(antara 640 – 546 M) seorang cendikiawan dari Yunani. Penggosokan Elektron atau
dalam bahasa yunaninya “batu ambar” dengan kain wool sehingga benda yang ringan
didekatnya mendekat bahkan menempel biasa dilakukan oleh beliau. Namun Thales
belum mengetahui kenapa demikian
Selanjutnya diteruskan penelitian tentang gaya gerak
dari batu ambar tersebut oleh seorang peneliti berkebangsaan inggris bernama William Gilbert (1733) yang menyebut
peristiwa thales diatas adalah elektric yang diambil dari kata yunani Elektron
atau batu ambar
Thales dan Wiliam Gilbert
Selanjuitnya Charles du Fay
(1739) berkebangsaan prancis mengetahui bahwa elektric itu terdiri dari Negatif
dan Positif (- dan +)
Selanjutnya, ada Benyamin franklin,
ia adalah seorang penulis, penerbit, ilmuan, dan diplomat Amerika yang berperan
dalam penulisan Deklarasi kemerdekaan Konstitusi Amerika serikat. Pada tahun
1975, beliau membuktikan bahwa petir adalah bentuk alami dari listrik.
Benyamin Franklin
Pada tahun 1975, franklin melakukan percobaan, ketika itu farnklin menerbangkan
layang – layang dengan kunci besi dibawahnya, ketika petir menyambar, percikan
kecil menyambar kunci dan melompat kepergelangan tangannya.
Selanjutnya Alessandro Volta
pada tahun 1800 berpendapat bahwa listrik itu seperti air dan berarti listrik
itu sangat berguna karena mempunyai tenaga. Sehingga pada akhirnya ia dapat
membuat baterai sebagai sumber energi lsitrik
Pada saat itu tumpukan volta yang terbuat dari lempengan tipis tembaga dan
seng dipisahkan dengan karton lembab
Charles du Fay dan Alesandro Volta
Dengan cara ini jenis listrik baru
ditemukan. Volta menunjukan bahwa Listrik dapat dibuat untuk perjalanan dari
satu titik ke titik (tempat) lain dengan kawat.
Selanjutnya ada Michael Faraday
yang sangat tertarik dan terus meneliti jenis listrik magnet atau yang biasa
disebut Elektromagnetik
“jika listrik dapat menghasilkan magnet (sebagaimana percobaan pertama)
kenapa magnet tidak dapat menghasilkan listrik”
Pada tahun 1831, Faraday mempunyai solusi. Bahwa listrik dapat dihasilkan
melalui magnet dan perak. Faraday menemukan bahwa ketika magnet dipindahkan
didalam gulungan kawat tembaga, sebuah arus listrik kecil dapat mengalir
melalui kawat. Sehingga manculah dinamo pembangkit lsitrik atau juga bisa
disebut Generator listrik, meskipun
baru mampu menghasilkan listrik kecil dan berarus DC
Sejarah tenaga listrik itu dimulai pada bulan januari tahun 1882, sudah 134
tahun yang lalu bro... di london, kemudian pada tahun yang sama tepatnya bulan
september juga beroperasi pusat tenaga listrik di New York city, Amerika. Pada
saat itu pengoperasiannya menggunakan listrik arus searah (DC) bertegangan
rendah, sehingga belum dapat mencukupi kebutuhan kota – kota besar disebut
diatas.
Pada tahun 1885 seorang dari prancis bernama Lucian Gauland dan seorang lagi
dari inggris bernama John Gibbs menjual hak paten generator arus AC (bolak –
balik) kepada pengusaha bernama George Westinghouse.
Perkembangan pendistribusian tenaga listrikpun semakin di kedepankan
dengan pembuatan transformator dan pada
akhirnya diperoleh sistem jaringan listrik arus bolak – balik sebagai transmisi
dari pembangkit ke pemakai.
Untuk dindonesia sendiri, pendistribusian listrik dimulai dengan
dibangunnya pusat tenaga listrik di Gambir, jakarta (mei 1897) dan disebar luas
di medan pada tahun 1899, kemudian di surakarta pada tahun 1902, kemudian di
bandung pada tahun 1906, di surabaya tahun 1912 dan di banjarmasin 1922.
Pada awal pembuatannya, pusat – pusat tenaga lostrik ini menggunakan tenaga
thermis.
Sebelum perang dunia ke-2, pada umumnya pusat – pusat tenaga listrik
dikuasai oleh perusahaan –perusahaan swasta, diantaranya yang terbesar adalah
NIGEM (nederlands Indische Gas en Electriciteits Maatschappi) yang kemudian
menjelma menjadi Overzese Gas en Electriciteits Maatschappi (OGEM)
Sedangkan jawatan listrik tenaga air (S’land’s Waterkroct Bedridjren
disingkat LWB 0 Membangun dan mengusahakan seagian pusat – pusat listrik tenaga
air jawa barat. Pada tahun 1958 pengelolaannya dialihkan kenegara pada perusahaan
umum Listrik Negara
Perkembangan listrik terus dilakuakn dengan melakukannya erbagai inovasi
terbaru listrik salah satunya pengembangan energi listrik tenaga matahari atau
Surya (solar sel)
Sejarah singkat perkembangan listrik
tenaga matahari atau Solar cell
Sebenarnya, Energi lsitrik tenaga matahari sudah diketahui sejak lama
tepatnya pada waktu itu ditemukan oleh Alexandre edmund becquerel seorang ahli
fisika prancis pada tahun 1839.
Percobaaannya dilakukan dengan menyinari 2 elektrode dengan berbagai macam
cahaya. Elektrode tersebut dibalut (coated) dengan bahan yang sensitif terhadap cahaya yaitu AgCl dan AgBr dan
dilakukan pada kotak hitam yang dikelilingai dengan campuran asam.
Namun energi listrik yang dihasilkan masih terlalu kecil
Kemudia pada tahun 1876, william Grylls dan Richard Evans Day membuktikan
bahwa selenium menghasilkan arus lsitrik apabila disinari dengan cahaya
matahari. Hasil penelitiannya tersebut menyatakan bahwa selenium dapat mengubah
energi matahari secara langsung menjadi listrik tanpa ada pemicu lain misalnya
digerakan atau dipanaskan.
Namun energi listrik yang dihasilakn masih terlalu kecil
Sehingga pada tahun 1941, seorang peneliti bernama Russel Ohl berhasil
mengembangkan teknologi sel surya dnan dikenal sebagai ornag pertama yang
membuat paten peranti solar cell modern. Bahan yang digunakan adalah silicon
dan mampu menghasilkan efisiensi berkisar 4%
Kemudian pada tahun 1954, bell
Laboratories berhasil mengembangkannya hingga mencapai 6% sampai 11%. Pada
tengah hari yang cerah radiasi sinar matahari mencapai 1000 W (watt) permeter
persegi. Jika sebuah piranti semi konduktor seluas satu meter persegi memiliki
efisiensi 10%, maka modul sel surya ini mampu memberikan tenaga lsitrik sebesar
100 W (watt)